Byur
"Ashhhh," ringisan kesakitan kembali terdengar bersamaan dengan wajahnya yang basah kuyup.
"Bangun," sentak Pragma menendang kursinya. Menatap orang itu sangat tajam.
"Apa?" sahutnya begitu tenang, sengaja memancing kemarahan Pragma.
"Satu kali tembakan, kamu akan tewas!" Pragma mengelilinginya sembari memainkan pistol di tubuhnya.
Pria yang diikat itu menahan napas, tembakan pada lengan kirinya masih terasa sakit. Bukan hanya itu saja, tubuhnya masih sangat kesakitan akibat perkelahian tadi.
"Bunuh saja aku langsung. Mengapa kau malah membiarkanku tetap hidup," teriaknya sudah pasrah jika akan mata di tangan Pragma.
"Katakan, siapa yang menyuruhmu menyerangku?" gertak Pragma mengeluarkan pisau kesayangannya dari dalam saku celananya.
Hening
Orang itu sama sekali tidak ingin berbicara. Membuat Pragma menunjukkan ujung pisaunya berkilau, pisau lipat itu siap untuk mengukir tubuhnya.
SRET
