Seluruh kelas memandangnya dengan sangat cuek.
Widya Perdana berdiri dan mengambil buku itu, giginya menggeretak dengan keras, sikap menyedihkan Dwiyani barusan memaksanya untuk membuat pilihan.
Setelah mempertimbangkan pro dan kontra, Widya Perdana hanya bisa berpikir dengan diam-diam dan berjalan ke kursinya.
Dia lebih suka melawan satu guru daripada melawan seluruh kelas.
Candra Dewi melihat Widya Perdana duduk, tiba-tiba matanya melebar dan ekspresinya menjadi semakin gila, "Oke, bagus sekali!"
Setelah selesai berbicara, Candra Dewi memelototi Ayu Lesmana.
Ayu Lesmana hanya menatapnya sedikit dengan polos.
Tepat ketika seluruh kelas berpikir bahwa Candra Dewi akan mengucap sumpah serapah ke Ayu Lesmana, ternyata Candra Dewi hanya menendang meja, sampai sedikit bergeser dan akhirnya dia bergegas keluar tanpa mengatakan apapun.
Seluruh kelas tidak menyangka hal itu kali ini, mereka bahkan tidak berpikir Ayu Lesmana yang memulai duluan.