Setelah beberapa langkah, mereka mendengar kata-kata mengumpat Damayanti.
Wajah Ayu Lesmana sedikit berubah, dan dia segera berlari ke depan.
Sigit Santoso dan Wijaya Lesmana sama-sama berdiri di depan Damayanti. Kepala tinggi Sigit Santoso mengangkat dagunya dan ekspresi wajahnya terlihat tidak sabar, seolah-olah dia siap melakukan sesuatu pada orang di depannya dalam sekejap.
_ _ _ _ _ _
Tapi Wijaya Lesmana terus menundukkan kepalanya dan mengangguk meminta maaf.
"Wijaya Lesmana, kamu juga tahu bahwa anakku akan masuk universitas sebentar lagi, tpai kamu membiarkannya menutup pabrik, bagaimana kamu bisa membiarkan keluarga kami hidup nanti." Damayanti mengulurkan tangannya untuk mendorong Wijaya Lesmana dan Sigit Santoso segera pindah berdiri di depan Wijaya Lesmana seperti dinding.