Alis Andika menjadi semakin erat.
Bagas terus berbicara, "Mari berjaga-jaga."
Andika meliriknya, berbalik dan mengeluarkan telepon dari dalam tasnya, berjalan kembali dan menyerahkannya kepada Bagas.
Bagas segera memutar nomor ketika dia menerima telepon.
"Hei, Damar! Apakah kamu tahu keluarga Sigit Santoso?!"
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
Ayu Lesmana berjalan keluar dari ruang tunggu, dia langsung naik ke atas panggung, menunggu yang berikutnya untuk bermain.
Dia hanya menyaksikan beberapa perkelahian yang tersisa, dengan gaya putus asa.
Setiap orang seperti menyerahkan nyawa mereka untuk uang yang tidak seberapa.
Mereka rela dipukuli sampai mati, bahkan jika mereka tidak dapat bangkit lagi karena cacat, tidak ada yang akan berhenti.