Eriana Gemilang menggigit bibir bawahnya, wajahnya pucat.
Dia melihat sekeliling dengan panik, ingin meminta bantuan, tetapi tidak ada satu orang pun di sekitarnya. Pada saat ini keringat dingin keluar di dahinya, dia melihat batu bata merah diletakkan di dekat dinding dan langsung berlari tanpa memikirkannya, dengan cepat mengambil batu bata merah itu.
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
Mata Ayu Lesmana semakin dingin dan semakin dingin.
Dia tidak bisa membayangkan instruksi yang diberikan kepada ketiga orang ini oleh orang-orang di belakang mereka, apakah mereka ingin membunuhnya?
Tapi sekarang, ketika pisaunya menyapu sisi wajahnya, dia bisa merasakan dinginnya pisau itu.
Ternyata mereka disini untuk membuatnya mereka mati.
Ayu Lesmana mencibir di bibirnya, "Kalau begitu terserah siapa yang membunuh siapa duluan!"