Chapter 172 - Meminjam Uang 

Musim dingin yang dingin di Jakarta menjadi semakin dingin di bulan Desember.

Ayu Lesmana menghentikan becak dan kembali ke wisma dari rumah Raka Sadana.

Saat turun dari becak, mobil yang diparkir di depan wisma membunyikan klaksonnya beberapa kali, dan Ayu Lesmana mengerutkan kening saat memandang orang di dalam mobil.

Dia belum pernah melihat mobil ini. Dan ketika jendela diturunkan, dia melihat wajah indah Rahardian.

"Halo, Ayu Lesmana."

Ayu Lesmana mengangkat alisnya sedikit, dan berlari ke depan, "Mengapa Pak Rahardian datang kesini?"

"Lagumu akan masuk koran besok." Kata Rahardian, ekspresinya sangat dangkal dan suaranya tenang.

Ayu Lesmana tersenyum, "Terima kasih, Pak Rahardian."

Rahardian mengangkat alisnya, "Kamu sebaiknya berdoa agar lagu ini bisa meledak."

This is the end of Part One, download Chereads app to continue:

DOWNLOAD APP FOR FREEVIEW OTHER BOOKS