Gary menundukkan kepalanya di atas meja dengan penuh rasa bersalah, dan sekaligus rasa tidak ingin bercerai. Namun ia sadar bahwa kebersamaannya dengan Kya akan menjadi sumber kesedihan untuk wanita itu. Ia pun dengan perlahan bangkit dari kursi duduknya dan segera berbalik arah tanpa menoleh ke belakang.
Saat di mana Kya sedang menahan tangis, justru saat itu Gary mulai perlahan meneteskan air matanya dalam diam. Ia merasa takut, namun keputusan ini harus ia ambil.
Langkahnya perlahan mulai menjauh dari Kya tanpa ada menoleh sedikitpun juga, dalam hati kecilnya itu hanya ingin bersama dengan Kya sembari ia bergumam. "Maafkan aku, Kya. Aku benar-benar telah menjadi pria yang bodoh, dan rela menyakiti dirimu. Namun, inilah yang terbaik untukmu sekarang, dan aku tidak bisa membiarkan kamu harus terus bersedih jika bersama denganku setiap waktu."
