"Maafkan saya," jawab Darko membungkukkan badannya.
Dia mengembalikan telepon genggamnya, pria itu kembali duduk di ruang tunggu. Kini Darko hanya bisa meratapi nasibnya yang berada di kantor polisi seorang diri, dia terbiasa menangkap penjahat, teyapi saat ini malah dia yang tertangkap, dia membutuhkan Jake namun Jake tidak ada untuknya.
Segala macam umpatan Darko ucapkan dalam hati, pria itu sangat kesal dengan Jake. Seharusnya dia tidak berada di sini seorang diri, karena Jake juga terlibat dalam rencana. Bahkan, Jake yang sudah sudah mengelak namun semua bukti yang dikumpulkan puteranya malah membuatnya menjadi tersangka. Bagi Jake ini tidak adil baginya. Dia melakukan tindak kejahatan bersama Jake, tetapi dia sendiri yang ditangkap padahal dia hanya ada di tempat kejadian karena ingin membahas masalah sebuah partai kepada pak Dewantoro.