"ARGH!!!" Daniel berteriak dengan suara menggelegar ketika tubuhnya terpental jauh dan membuat perutnya terasa keram. Pria itu memegangi perutnya sambil meringis menahan rasa sakit.
"Apakah hanya sebesar itu saja kekuatan yang kau miliki?" tanya Kakak Merisa sambil menatap Daniel dengan tatapan meremehkan. "Sekarang berikan brankas itu kepadaku!" perintahnya dengan tegas.
"Brankas itu adalah sesuatu yang bisa mengungkap kematian adikmu. Apakah kau tidak ingin mengungkap kasus kematian Merisa?" tanya Daniel.
Kakak Merisa menggeleng-gelengkan kepala. "Kau tidak mengerti mengenai alasan mengapa aku melarangmu membawa brankas itu!" teriak Kakak Merisa dengan suara lantang.
"Kalau begitu jelaskan padaku supaya aku mengerti!" balas Daniel dengan suara tinggi.
Bukannya memberikan penjelasan seperti yang diminta oleh Daniel, Kakak Merisa justru maju dan menendang tubuh Daniel hingga Daniel meringis kesakitan sambil memeluk tubuhnya.
