Gladis menghela napas dengan keras saat dirinya menatap Bunga. Perempuan itu tetap saja tidak mau mengaku namun Gldis yang ingin bermain lembut dan tidak ingin sampai terjadi perdebatan langsung menyentuh pundak perempuan itu. "Bukankah maksud kedatanan kami ini ingin mendengarkan ceritamu, tetapi juga ingin membongkar kejahatan seseorang yang telah membunuh Nisa."
Gadis cantik berambut panjang itu pun kembali duduk di salah satu sofa sembari menunggu Bunga yang masih sangat tegang dengan ucapannya tadi.
"Dia tidak akan bisa lolos lagi kali ini," batin Gladis yang kemudian membuka tas persegi yang dibawanya dan berisi bukti yang akan ia tunjukkan nanti.
Bunga yang melihat Gladis terkejut, tetapi berusaha untuk tetap bersikap ramah dan tenang.
"Sekerass Anda berasumsi! tetap saja bukan aku pelakunya?" Bunga mencoba untuk berbasa-basi, ia duduk di sofa yang berseberangan dengan Gladis.