Chereads / Terpaksa Menjadi Jaminan CEO / Chapter 16 - Aneh!

Chapter 16 - Aneh!

Hampir seminggu Elzar pergi berlibur dengan sang kekasih. Meninggalkan Maya yang saat itu masih meratapi rasa sakitnya. Kepergian kedua orang tua Elzar dalam sebuah perjalanan bisnis, sangat menguntungkan bagi hubungan Elzar dan sang kekasih Zaza. Mereka seolah-olah telah bebas melakukan apapun yang mereka ingikan.

Maya yang di tinggal oleh Elzar hanya duduk termenung memandang tanaman di temani secangkir teh. Selama beberapa hari tidak keluar dari kamar, saat ini Maya memutuskan untuk bangkit dan menata hidupannya kembali. Diam dan menangisi takdir bukanlah sifat seorang Maya Putri. Dia akan membuktikan kalau dia akan bisa sukses dan membuat sang suami bertekuk lutut karena pesonanya.

"Mau dibawakan Teh sama cemilan lagi, Nona?" tanya pelayan tersebut membuyarkan lamunan Maya.

Maya langsung menggelengkan kepalanya dan tersenyum manis kepada pelayan tersebut. "Ngak usah, Bik. Maya bisa ambil sendiri kok kalau ingin lagi," ucap Maya dengan sangat berwibawa. Pelayan tersebut bahkan, lansung terpana dengan tutur bahasa dan pembawaan istri dari Tuan Muda mereka yang sangat cantik dan juga terkenal dengan kepintarannya ini.

Maya bahkan melambaikan tangan, menyuruh pembantu rumah tangga keluarga Wijaya itu untuk duduk di kursi di samping dirinya. "Temani Maya sebentar boleh ngak, Bik?" ucap Maya.

Pembantu rumah tangga keluarga Wijaya itu langsung cemas dan takut ketika di suruh untuk duduk di samping sang majikan. "Jangan Nona. Saya tidak mau nanti Tuan dan Nyonya marah jika, melihat saya duduk dengan Nona Muda," ucap pembantu rumah tangga itu dengan menggelengkan kepala dan mengatupkan tangan memohon untuk tidak di paksa lagi untuk duduk di samping sang Nona muda.

Maya yang melihat reaksi ketakutan dari pembantu tersebut hanya menghela nafas keras dia hanya ingin ada teman mengobrol sebab dia sangat bosan sendirian di rumah mewah dan megah keluarga Wijaya ini.

"Apakah Bibik bisa panggil Maya dengan nama saja, tanpa embel-embel Nona Muda atau Nona, Bik?" ucap Maya memandang pembantu Rumah tangga yang hampir seumuran dengan Maminya itu dengan tatapan memohon.

"Bibik, ngak bisa Nona muda." tolak pembantu tersebut dengan wajah yang bertambah pucat. Sebab, takut di anggap lancang kepada menantu keluarga yang telah sangat baik menampung dirinya sejak dari masih remaja dan sampai sudah berumur seperti sekarang.

Maya yang mendengar penolakan yang sangat tegas itu hanya bisa menghela nafas pasrah kembali. Niat hati supaya dia ada teman bicara dan supaya tidak canggung di rumah besar itu sendiran.

"Kalau begitu, gimana kalau bibik bantuin Maya angkat buku-buku yang ada di atas. Maya kesepian... dan sepertinya di taman ini suasananya sangat bagus untuk membaca kan, Bik?" ucap Maya sambil meraih tangan pembantunya tersebut. Maya bahkan sampai merangkul tangan pembantunya dengan sopan.

Para pekerja di Rumah besar keluarga Wijaya itu bahkan sampai terbengong dengan sifat majikan baru mereka. Mereka bahkan saling lirik dan senggol karena tidak percaya melihat sifat seorang gadis yang berasal dari keluarga terpandang itu.

"Beruntung banget ya Tuan Elzar dapat istri sebaik dan secantik Nona Maya," ucap salah satu dari pembantu tersebut membuka obrolan dan di ikuti dengan sahut-sahutan pembicaraan lainnya seolah mereka tidak takut jika terdengar oleh majikan mereka.

"Bukan beruntung lagi itu mah... malahan untung bangetttt..." ucap pembantu tersebut dengan wajah yang sangat lucu. Sehingga membuat yang lainnya ikutan tertawa dengan lelucon pembantu tersebut.

Pembantu yang lainnya juga berani berbicara dan mengeluarkan pendapat mereka tentang nyonya baru mereka yang sangat baik dan sopan itu. "Tapi... kenapa bisa yah. Orang sebaik Nona Maya bisa berpikiran sempit waktu itu, dengan mencoba bunuh diri?" ucap pembantu yang saat itu ikut membantu menyelamatkan Maya.

Suasana yang awalnya riuh dan gembira karena memiliki majikan baru yang sangat baik berubah menjadi sangat canggung.

"Mungkin Nona Muda sedang tertekan karena Tuan Muda masih sangat memiliki rasa dengan kekasihnya. Makanya, Nona muda mungkin..... sakit hati," ucap pembantu tersebut takut-takut. Dia sedikit khawatir jika salah berbicara sedikit saja. Pekerjaan mereka adalah konsekuensinya, dia takut di pecat dari pekerjaan yang sudah sangat nyaman mereka miliki dan juga mendapatkan gaji yang sangat besar.

APA YANG KALIAN LAKUKAN!!!!

Teriakan seorang pria yang membuat semua pekerja yang berada di rumah tersebut langsung pucat dan gemeteran. Mereka langsung menunduk takut ketika melihat tatapan penuh amarah dari Tuan muda mereka yang telah pergi selama 7 hari itu.

Tatapan Elzar seolah dapat membuat bulu kuduk semua pekerja yang berda di rumah itu berdiri ketakutan. "Ma-Maaf tu tu-an," ucap mereka tergagap dan langsung bersimpuh di lantai memohon maaf karena telah lancang membicarakan masalah Rumah tangga majikannya itu.

Saat hendak akan melakukan makian kepada pembantunya lagi. suara gaduh yang berasal dari lantai atas langsung mengalihkan tatapan Elzar. Elzar langsung berlari ketika mendengar suara Maya yang menjerit dengan kuat.

"ADA APA INI!" teriakan Elzar ketika melihat Maya yang terjatuh dari tangga ketika akan mengambil buku yang tersusun di rak yang tinggi.

Elzar langsung berlari dan menggendong Maya dengan wajah yang sangat khawatir. Ketika melihat kaki sang istri yang membiru, Elzar bahkan langsung berlari keluar dari ruang baca yang berada di kamar tidurnya dengan tergesa-gesa. Elzar bahkan langsung sigap mengambil kain dan air untuk membantu mengompres kaki sang istri yang sedang cedera.

Kelakuan Elzar tersebut membuat semua orang yang menatapnya langsung terheran-heran. Tuan muda yang selama ini mereka tau adalah orang yang sangat tidak memilki rasa kasihan dan iba kepada orang lain itu langsung berinisiatif langsung memberikan pertolongan pertama untuk sang istri. Apalagi, sejak awal pernikahan mereka, bukan rahasia lagi bagi semua pekerja yang berda di rumah keluarga Wijaya tersebut. Jika, Tuan dan Nona Muda keluarga Wijaya tersebut menikah tanpa adanya cinta sedikitpun. Bahkan mereka juga mengetahui, jika pernikahann itu terjadi karena ada unsur sebuah kesepakatan kerja sama untuk menolong perusahaan keluarga Kepler yang berada di ambang kebangkrutan dengan memberikan anak perempuannya sebagai jaminan untuk di jadikan menantu oleh keluarga Wijaya.

"Duduk yang lurus Maya! Jangan di tekuk seperti itu kaki kamu." Ucap Elzar marah ketika dia memasuki kamar, Maya dengan wajah meringis karena menahan sakit itu mencoba turun dari ranjang Elzar.

Maya yang di tegur dan di marahi oleh Elzar hanya menatap suaminya itu dengan heran. "Aneh...." Maya menggeruti sambil menhan rasa sakit di pergelangan kakinya.

"Apanya yang aneh...HAH!" hardik Elzar sambil berjalan mendekat dan membetulkan posisi duduk Maya supaya lurus dan tidak membuat urat saraf di kakinya semakin parah.

*** Bersambung***

Selamat membaca.