Chereads / Terpaksa Menjadi Jaminan CEO / Chapter 17 - Wanita Berbahaya

Chapter 17 - Wanita Berbahaya

"Kita langsung ke Rumah Sakit saja ya?" tanya Elzar sedikit ketakutan melihat pergelangan kaki Maya yang telah merubah warna menjadi biru.

Elzar bahkan langsung meringis ketika memberikan kain untuk membantu mengompres cidera sang istri. Maya yang mengalami cidera sejak tadi bahkan hanya diam seperti tidak merasakan sakit apapun. Dia bahkan lebih syok dengan respon seorang Elzar Haris Wijaya yang merupakan suaminya itu dari pada memikirkan pergelangan kakinya yang cidera.

"Apa kamu salah minum obat tadi?" ucap Maya sambil memeriksa dahi sang suami dengan nada mengejek.

Elzar langsung menepis tangan Maya yang telah lancang memeriksa dahinya. "Saya hanya tidak mau kamu nantinya akan bikin susah saya, Maya." Ucap Elzar sambil berdiri dan bersiap-siap untuk membantu Maya untuk di bawa ke Rumah sakit.

"Mau ngapain?" pekik Maya ketika Elzar hendak menggendong Maya kembali.

"Mau ke Rumah sakit! Budeg banget sih. Sejak tadi saya udah bilang kan... kalau kita harus ke Rumah Sakit untuk periksa kaki kamu itu!" ketus Elzar melihat Maya yang masih tetap terus terbengong seolah tidak percaya dengan situasi yang sedang terjadi.

"Rumah Sakit? YAKIN...." ucap Maya dengan nada yang sangat meremehkan.

"Jika tidak ke Rumah Sakit emang mau kemana lagi, Maya..." hardik Elzar seoalh tidak percaya dengan sifat wanita yang telah menjadi istrinya ini. Terkadang bisa menjadi wanita yang sangat menyedihkan dan bisa juga menjadi wanita yang sangat menjengkelkan menurut Elzar.

"Oooo Ooohh,"

"OH... aku udah berusaha berbuat baik kepada kamu ya, Maya. Tapi, malah dengan kata Oh.... kamu menjawab." Hardik Elzar seolah tidak percaya.

"Kamu yang aneh Elzar. Bukannya selama ini kamu ngak bolehin aku ke luar rumah karena takut kekasih tercinta kamu tau dengan hubungan dan status kita nanti... terus sekarang kamu mau bawa aku ke Rumah Sakit?" ucap Maya sarkas mengingatkan semua larangan dan ketakutan Elzar jika dia sampai ke luar dari rumah bahkan melarang dia bekerja di Rumah Sakit, sambil berusaha untuk turun dari kasur yang biasa di tiduri ole Elzar seorang itu.

Sebelum kaki Maya menyentuh lantai. Teguran keras langsung dilayagkan Elzar kepada Maya yang sangat keras kepala itu. "Jangan bikin repot bisa ngak sih! Udah tau kaki kamu masih sakit. Malah di paksa untuk banyak bergerak seperti itu." Elzar sungguh tidak bisa berbicara dengan istrinya lagi.

"Tidak usah sok perhatian Tuan Elzar Haris Wijaya. Perhatian yang anda beri sangat tidak berarti sama sekali bagi saya. Dan perlu anda ingat..." ucap Maya sambil menatap dalam mata pria yang telah berstatus sebagai suaminya itu dengan tatapan penuh dengan keangkuhan yang sangat kentara. "Saya Maya Putri. Tidak akan pernah membuat anda repot. Jadi, ngak usah sok perhatian gitu deh!"

"Perhatian...HAH!" ucap Elzar sambil mengusap kepalanya yang terasa sangat sakit. "Perlu kamu ingin Nyonya Maya Putri Wijaya, saya itu hanya tidak mau nanti masalah sekecil ini menjadi semakin besar, karena telah membiarkan menantu kesayangan keluarga Wijaya ini kesakitan!" ucap Elzar sengaja menambahkan nama keluarga Wijaya di belakang nama sang istri agar Maya mengerti dengan semua maksud Elzar.

"Baiklah...." ucap Maya dengan helaan nafas pasrah. Maya tidak mau lagi berdebat dengan pria yang sangat menyebalkan dan egois itu. Dia telah bertekat memulai hidup baru dengan menjadi wanita yang lebih baik lagi. Wanita pemberani, supaya tidak akan mudah di tindas oleh suami yang sanagta menyebalkan itu.

***

"Anda yakin mau ngantar saya ke Rumah sakit?" tanya Maya lagi ketika mereka berdua telah berada di dalam mobil menuju ke Rumah Sakit.

Elzar hanya diam dan tidak mau lagi menanggapi ocehan sang istri yang terasa semakin cerewat saja semenjak dia tinggalkan selama seminggu itu.

Maya yang tidak mendengar sang suami menjawab perkataannya, langsung menggoyang tangan dari pria yang sedang fokus menyetir itu. "Jawab Elzar...." rengek Maya sambil menggoyang-goyangkan tangan Elzar mencoba mengalihkan perhatian Elzar.

Elzar langsung menepikan mobil yang sedang dia kendarai itu. Mendengar dan juga merasakan perubahan perilaku sang istri terhadap dirinya membuat Elzar sungguh heran. "Kamu panggil saya apa tadi?" tanya Elzar pensaran sejak tadi dengan sebutan baru yang disebutkan sang istri.

Maya langsung gugup dengan pertanyaan yang di layangkan Elzar kepada dirinya. "Emmm... i-itu aku panggil kamu Elzar," ucap Maya mengalihkan tatapannya langsung keluar jendela karena gugup telah lancang menyebut nama Elzar.

"ELZAR?"

"Iya.... emang masalah kalau saya panggil dengan nama itu. Bukannya nama kamu memang Elzar Haris Wijaya, tidak mungkin saya panggil dengan nama Tuan setiap hari kan? Apalgi kita juga udah nikah secara resmi dan SAH secara hukum dan agama. Jadi, terserah saya dong..." sewot Maya di hadapan Elzar.

Elzar langsung melotot melihat Maya yang telah sangat berani melawan dirinya itu. "Udah mulai berani sekarang ya..." tanya Elzar dengan senyum smirk yang sangat jekek di mata Maya.

"Beranilah.." ucap Maya dengan nada menantang. "Emangnya kamu siapa? Kita juga sama-sama manusia apalagi kamu itu statusnya adalah suami seorang Maya Putri." Jawab Maya enteng sambil membetulkan kerah kemeja Elzar.

"Jadi, Tuan muda Wijaya, mulai sekarang kamu harus menghargai dan patuh kepada istri kamu yang sangat cantik ini ya, hehehehe."

"Jangan lancang kamu Maya! Jangan mentang-mentang saya udah bersikap lunak kepada kamu akhir-akhir ini. Kamu bisa bersikap seperti ini kepada saya! PATUH. Hehhh.." sarkas Elzar sambil menyentil kening Maya dengan keras.

"Aduh...." erang Maya yang merasa kesakitan dengan sentilan Elzar. "Jangan KDRT dong.... sakit tau, udak kaki sakit, jidat aku juga sakit, lagi..." keluh Maya sambil mengusap keningnya sambil menatap Elzar dengan aura yang penuh denga permusuhan.

"ANEH!!! Kamu kesambet apa ketika aku tinggal selama seminggu heh... makin aneh dan ngak jelas banget. Ingat kamu itu nikah sama aku hanya karena sebuah perjanjian kerja sama. Jadi Jaminan saja bangga..." ketus Elzar di hadapan Maya yang sedang kesakitan.

Maya yang sudah kebal dengan ejekan dan kata-kata yang sangat kasar dari Elzar hanya menanggapinya dengan santai. "Jaminan atau apapaun namanya itu... aku tetap berstatus sebagai istri kamu yang SAH. Jangan pernah lupakan itu Tuan Elzar Haris Wijaya?"tantang Maya kepada Elzar sambil memberikan kecupan di pipi.

"Maya!!!!"

"Apa??" jawab Maya dengan santai, seolah tidak pernah terjadi apa-apa terhadap dirinya.

Elzar langsung mengusap dahinya yang telah berkeringat karena reaksi dari kecupan dari istri anehnya itu.'Sial... hanya dengan kecupan saja, tubuh gue langsung bereaksi dengan berlebihan seperti ini. Benar-benar wanita yang sangat berbahaya.' Ucap Elzar di dalam hati.

***Bersambung***

Selamat Membaca.