Saat jari jemari terasa kaku, namun mulut tak lagi mampu berucap. Hanya menyisakan keringat dingin yang berada di dalam kepalan tangan. Hingga tak terasa tangan menjadi basah oleh keringat.
Revan masih menatap Clara. Pandangannya tak sedikit pun kabur. Perangai seorang gadis yang begitu dicintai, membuat niatnya mantap untuk terus memperjuangkan perasaan cintanya.
Namun Clara, justru gadis itu sangat takut dengan niat hati Revan. Bukan karena soal dirinya yang belum bisa membuka hati, melainkan ia tidak ingin Revan masuk terlalu dalam pada kehidupannya. Ditambah lagi, pria itu tak tahu siapa suaminya sebenarnya.
"Plis, jangan egois Van. Aku nggak mau menyeret orang lain ke dalam masalahku. Karena kamu tidak tahu siapa sebenarnya aku dan terlalu cepat menilaiku."
Sudah kesekian kali Clara melarang Revan untuk tidak mencintainya, sekaligus membuatnya paham dan mundur dengan perasaan cintanya itu.