"Bagaimana bisa profit supermarketnya hanya segini!"
Sambil melempar selembar kertas yang berisi laporan penjualan supermarket yang baru saja berjalan beberapa bulan.
Supermarket yang target penjualannya minimal bisa achive 110%, malah penjualannya merosot dan hanya mencapai 65%. Sangat jauh dari perkiraan.
Biasanya Erlan tidak akan pernah meleset dalam menangani bisnisnya. Terlebih lagi dia sudah melakukan survei pasar terlebih dahulu, rasanya mustahil jika perkiraannya bisa meleset begitu saja.
Reva yang saat ini sedang bersamanya, juga merasa gagal karena dia sebagai perwakilan dari perusahaannya untuk mendampingi Erlan.
"Apa yang bisa kamu katakan soal kekurangan kita? Kenapa bisa pendapatan yang seharusnya minimal bisa capai target, ternyata hanya mencapai setengahnya. Saya ingin mendengar alasanmu," ucap Erlan pada Reva. Membuat gadis jantung gadis itu terasa mau copot.