Monica menatap Erlan dengan rasa iba. Untuk pertama kalinya gadis itu merasa di balik rasa dendamnya, Erlan juga menjadi korban. Korban oleh kenyataan yang tidak sesuai dengan apa yang diinginkan.
Kali ini Monica justru berusaha menjadi pendengar yang baik. Mau sepenuhnya menyalahkan Erlan pun, rasanya tidak bisa. Lidahnya juga terasa kaku, begitu juga dengan jiwanya, seakan-akan ikut masuk ke dalam cerita yang Erlan alami.
"Lan, aku tahu hidupmu rasanya sudah hancur. Kebahagiaanmu sudah direnggut oleh kematian, tetapi kamu harus sadar dan mengerti, kalau semua yang kita alami adalah takdir."
"Aku memang tidak bisa membantu apa-apa, satu hal yang perlu kamu ingat, menyimpan dendam tidak akan pernah membuatmu bahagia. Apalagi berusaha membalaskan dendam itu kepada orang yang tidak bersalah, jangan sampai kamu menyesal suatu hari nanti," ucap Monica.