Erlan menghubungi Monica untuk segera datang, namun karena gadis itu sedang berada di luar, akhirnya Erlan bersedia menjemputnya di tempat yang sudah ditentukan.
"Bagaimana? Akhirnya kamu mengakui kekalahanmu sendiri kan?"
Sambil tertawa terbahak-bahak di samping Erlan. Ia tidak menyangka, sahabatnya yang keras kepala dan super dingin itu mau menghubunginya lagi. Dan meminta bantuan Monica untuk membantu meyakinkan Clara.
Entah bagaimana caranya, setidaknya Monica bisa berbicara dari ke hati bersama Clara.
"Sudah, berhentilah tertawa kalau tidak ingin kuturunkan di jalan," ucap Erlan. Dengan nada datar. Nada andalan yang biasa Erlan pergunakan.
Sambil melihat sekitar jalan yang sepi, "Yeh, gitu aja marah. Kamu memang harus dididihkan di atas api, biar bisa mencair."
Ingin rasanya Monica membawa Erlan ke neraka tingkat tujuh, kemudian membiarkannya tinggal di sana hingga mendidih, agar sikap dingin dan keras kepalanya bisa segera mencair.