Tidak tahu ini sudah berapa kalinya Nichol melewati jalan yang sama. Yang jelas, ia hampir menyerah dengan tugasnya saat ini. Terlebih lagi sudah sangat lama dia tinggal di luar negeri, membuatnya begitu merasa asing dengan tempat yang belum ia kunjungi sebelumnya.
Hingga akhirnya ia berdiri di samping penjual es kelapa muda yang tidak jauh dari alamat tujuannya. Sambil meraba saku, mengambil selembar uang lima puluh ribu rupiah.
Meskipun awalnya ia ragu ingin membeli atau tidak, namun karena tenggorokannya sudah sangat kering, pria itu pun langsung mengesampingkan keraguannya.
"Bang es kelapa mudanya satu," ucap Nichol.
Nichol segera memposisikan dirinya untuk duduk di salah satu kursi yang terbuat dari kayu, yang diperkirakan memiliki usia puluhan tahun. Mampir sebentar dan melepas rasa dahaga, lalu melanjutkan tugasnya.
"Ini, Mas. Es kelapa mudanya." Datang dan membawa segelas besar es kelapa muda.
