Carlis memaksa dirinya sendiri dengan begitu keras, ia pikir baginya tidak mungkin jika bersikap seolah menerima bayi yang sekarang berada di dekapan Clara.
Selain rasa gengsi, tentu ia sendiri tidak sudi jika harus menganggap keturunan Clara sebagai cucunya.
Namun bayi Starla, terus menerus menggoda keinginan Carlis seolah memang berniat untuk menggodanya.
Clara melihat bagaimana cara Carlis menatap dirinya, namun justru tatapan tersebut memang lain daripada yang lain, ia melihat kalau saat ini Carlis sedang hal lain.
Hal lain yang Clara maksud sendiri adalah putrinya, Starla.
"Mama…," panggil Clara pada Carlis. Sambil mendaratkan pandangan hangat pada wanita paruh baya itu.
Pandangan yang seolah memberi harapan pada dirinya sendiri, agar Carlis mau menerima cucunya.
Carlis spontan melihat ke arah orang yang memanggilnya. "Mama? Sejak kapan aku mengakuimu sebagai menantuku?" jawab Carlis, kemudian membuang muka.
