Revan terharu dengan ucapan Clara. Di balik dirinya yang pernah menjadi penolong untuk gadis itu, tapi sebenarnya juga saat itu Revan memang mencintai Clara setulus hatinya. Bahkan sampai saat ini, masih ada sisa-sisa rasa di dalam hatinya yang harus ia singkirkan jauh-jauh.
Sesaat kemudian, Revan menyadari kalau di sana Clara tidak sendiri. Ia melihat ke arah Reva yang sedari tadi hanya diam dan menjadi penyimak saja.
"Ra, ini bukannya sahabatmu yang waktu itu nyariin kamu, kan?" tanya Revan pada Clara. Sembari mengingat-ngingat lagi barangkali ingatannya tidak sesuai.
"Iya Rev, kenalin dia adalah Reva, namanya hampir mirip denganmu. Cuma beda huruf N saja."
Revan menjulurkan tangan kanannya ke depan, mengawali perkenalan di antara mereka berdua.
Kemudian dibalas oleh Reva, "Aku Reva, salam kenal," ucapnya dengan nada kalem.
"Kamu asli orang sini?" tanya Revan pada Reva.
Reva pun mengangguk mengiyakan. "Aku asli orang sini, iya kan, Ra?"