Clara yang tengah sibuk dengan bayinya, saat ini sedang teralihkan pada sosok anak kecil yang berhasil mengganggu lamunannya saat ini.
"Sanjaya, kemarilah, Nak," ucapnya. Ia tidak ingin Sanjaya hanya berdiri di depan pintu saja.
Sanjaya lalu masuk dan terus melihat ke arah Clara tanpa berkedip sekali pun.
"Mama, ini dedek bayi?" tanya Sanjaya.
"Iya adiknya San. Cantik, kan?"
Sanjaya mengangguk. Kemudian dirinya tersenyum dan mengatakan sesuatu lagi. "Ma, apa Sanjaya boleh bermain dengannya nanti?"
"Tentu boleh dong, Nak. Kamu sekarang adalah seorang kakak, dan ini adalah adik kamu, nanti kalian berdua harus saling menyayangi satu sama lain, harus damai, dan tidak boleh bertengkar."
"Iya, Ma. Sanjaya paham dan mengerti," jawabnya. Sambil mengangguk lalu mengangkat tangan kanannya, menyentuh tangan adiknya.
Tangan yang masih kecil dan mungil, membuat Sanjaya tertawa merasa lucu. "Ma, tangan adik kenapa kecil sekali. Dia juga tidak berbicara."