Perasaan Carlis seperti sedang teriris oleh pisau yang sangat tajam. Dia tidak pernah menyangka kalau putranya bisa mengatakan hal yang sangat menyakiti hatinya.
Tidak tahu sakit mana yang lebih dalam. Antara ibu dan seorang anak. Yang jelas keduanya sama-sama merasakan sakit yang tidak biasa.
Carlis, seorang ibu yang melihat anaknya mencintai orang yang sudah membunuh menantunya, mengorbankan banyak hal untuk wanita itu, dan sampai rela menentangnya.
Sedangkan Erlan, dia tidak bisa melihat wanita yang dicintainya menderita karena perbuatan ibunya sendiri. Terlebih lagi Clara sedang mengandung anaknya.
"Kamu tega, kamu tega berbicara seperti itu pada Mommy!"
Erlan memandang wajah wanita yang dulunya terlihat sayu dan tenang. Tapi kenapa, justru saat ini pria itu tidak melihat ketenangan setitik pun di wajahnya.