[Payah! Kau tidak perlu mengumpat di dalam hati. Kalau berani, katakan langsung saja di hadapanku saat saya sudah pulang. Dan satu lagi, kerjakan semua berkas yang bertumpuk di atas meja, jangan sampai kamu mengosongi semua halamannya.]
Tut… tut…
Erlan langsung mematikan telponnya, menarik pelan kedua sudut bibirnya, pria itu terlihat puas karena telah membuat Nichol kesal.
"Pasti dia saat ini sedang mengumpat saya habis-habisan. Dan beberapa menit kemudian, dia akan semakin mengumpatku karena sadar saya telah bermain-main dengannya. Hahah!" tawa Erlan terdengar setelah sekian lama pria itu serius dengan urusannya sendiri.
Erlan yakin kalau Nichol tidak hanya merasa kesal, tetapi juga kebingungan untuk menyelesaikan semua pekerjaan kantor. Padahal, dia hanya mencoba untuk mengerjainya saja.
"Kau sungguh terlihat semakin akrab dengan tuan Nichol," ucap mang Ujang. Juga memperhatikan perilaku Erlan yang sangat senang menggoda adiknya dan membuatnya marah.
