--Lumajang--
Mang Ujang telah mendaratkan mobilnya di kota tujuan. Namun Erlan masih tertidur pulas dengan kedua tangan yang saling menyilang di depan perutnya.
Ia tidak tega jika harus membangunkan tuannya itu, namun jika tidak dibangunkan, pria itu pasti akan marah. Karena dianggap telah membuang banyak waktu untuk menunggunya sampai terbangun.
"Haruskah kita membangunkannya, Mang?" tanya Prapto pada mang Ujang.
"Seharusnya memang begitu, jika tidak, tuan Erlan pasti akan marah besar!"
Prapto mengangguk, mengiyakan ucapan mang Ujang.
Kemudian mang Ujang mencoba membangunkannya pelan.
"Tuan… kita sudah sampai," ucap mang Ujang.
"Tuan," panggilnya sekali lagi.
"Tuan, kita sudah sampai di tempat
tujuan," kata mang Ujang sekali lagi.
Seketika membuat Erlan langsung terjaga dari dalam tidurnya, "Maaf saya ketiduran," jawab Erlan. Sambil mengucek kedua matanya yang belum berfungsi secara sempurna. Penglihatannya masih terlihat buram.