"Cucuku mana, di mana cucuku sekarang?" tanya Carlis yang datang bersama Viola.
Kedua matanya berkaca-kaca, peluh membasahi tubuhnya. Erlan segera memegang tangan Carlis dan menggenggamnya erat, ia bisa merasakan sensasi dingin dari telapak tangannya itu.
Carlis yang melihat sikap Erlan begitu lembut padanya, menaruh rasa curiga kalau sudah terjadi apa-apa pada cucunya itu. Namun lidahnya masih terasa keluh dan tak bisa berkata apa-apa lagi.
"Mommy tenang dulu, cucu Mommy baik-baik saja."
Wajah mendung itu kini sudah berubah menjadi sedikit berawan. Di tengah kekhawatirannya, setelah mendengar ucapan Erlan, wanita itu tidak sepenuhnya percaya.
"Coba katakan sekali lagi. Apa dia benar-benar selamat dan akan berkumpul dengan kita semua?" tanya Carlis lagi. Wanita itu masih berada di antara kebimbangan. Antara percaya atau tidak, karena baginya sekarang semua seperti mimpi. Takut kalau apa yang ia dengar, hanyalah sebuah mimpi indah baginya saja.