Clara melihat kantong kain yang berada di bawah bantal, dihitungnya satu per satu sisa uang yang dimilikinya sekarang. Meskipun gadis itu sudah lebih dari sekadar hemat, namun pengeluaran tak terduga selalu datang kapan saja.
Baru beberapa hari yang lalu timba kamar mandi bocor, yang mengharuskannya untuk mengganti baru, disusul lagi dengan bahan-bahan dapur yang mulai habis.
Jika ditanya dari mana dan berapa uang yang selama ini dia pegang, maka jawabannya adalah lumayan banyak.
Erlan selalu memberinya uang jatah bulanan, yang nominalnya dua digit saja. Lima belas juta per bulan, sebuah nominal yang baginya begitu besar. Namun bagi Erlan, nominal itu sangatlah kecil.
Erlan sendiri memberi nafkah istri pertamanya tiap bulannya sampai dua ratus juta per bulan, itu pun terkadang Sena masih meminta lagi untuk menuruti gengsinya.