"Hati-hati, Nak. Sini biar ibu saja." Adora mengambil alih piring yang dicekal Metha, kemudian ia mengisinya nasi serta beberapa lauk yang telah tersaji di sana.
Metha, wanita itu kembali duduk anting memegang tangannya yang terasa perih.
Bukan karena apa-apa hanya saja tadi figura yang terpajang di kamarnya tiba-tiba terjatuh dan kacanya pecah berserakan di lantai, Metha membersihkannya. Akibat tidak terlalu telaten membuat jari telunjuk Metha tergores oleh pecahan kaca yang tajam.
Lukanya tidak panjang, namun dalam hingga darah bercucuran.
Awalnya Adora ingin langsung membawa Metha ke klinik terdekat untuk mendapatkan pengobatan yang terbaik, namun Metha menolak dan berkata bahwa semuanya baik-baik saja dan tidak terlalu parah.
Adora menyerah! Padahal wanita itu tadi benar-benar sangat panik.
"Ini sayang. Apakah mau tante suapin?" tawar Adora sembari menyimpan piring yang sudah berisi tersebut ke hadapan Metha.