Tin tin tin!
Tiiiiin!
"Heh pahlawan kesiangan berhenti!"
Mendengar suara ribut dari arah belakang membuat Metha dengan segera menepikan sepedanya.
Wanita itu menengok ke belakang mendapati sebuah mobil sedan berwarna hitam yang pemiliknya sudah sangat Metha kenal.
Metha menghela napas gusar. "Ada apa?" tanyanya terdengar malas pada Peter yang baru saja keluar dari mobilnya bersama Philip.
Peter berjalan angkuh mendekati Metha, pria itu mengambil kacamata hitam yang tersampir di hidung mancungnya. Menatap Metha datar, tak seperti semalam yang berseri-seri.
Metha masih diam, menatap Peter tak kalah datar, dalam hati ia menggertak Peter untuk segera berucap. Namun, akibat rasa gengsi membuat Metha terus mengatupkan kedua bibirnya seperti ini.
"Keluargaku menyuruhmu untuk datang ke rumah, bersama ibumu!" ucap Peter to the points.
Mata Metha membola sempurana. "Hah? Apa?" tanyanya ingin memastikan bahwa barusan ia tidak salah dengar.
