Zahrah sudah memegang perutnya yang sudah menginjak dua bulan , Zein yan sudah berusia 6 bulan sudah bisa duduk dan tertawa lucu. Fahri mendekati istrinya yang kini menyantap beberapa nasi goreng .
"Sayang..hari ini papah mungkin ada waktu soalnya besok ada sudah mulai sibuk abang mungkin hampir Full dirumah sakit untuk praktek. Jadi jaga kesehatan mu dan Zein dengan baik"ucap Fahri dengan Zahrah.
" Tapi bagaimana dengan kantormu" kata Zahrah.
"Ada pihak mengantikan papah sementara waktu.." sahut Fahri.
"Mamah dan Zein ..kesepian pah... kasian kamu sayang..papah selalu sibuk dan juga adek mu" kata Zahrah melirik Zein yang lagi bermain dan memegang perutnya.
"Sayang... jangan gitu.. kan mamah sama Zein bisa jalan kemana saja ada mr Thomas yang antar" kata Fahri mulai membujuk Zahrah .
"Memangnya ..mr Thomas itu suami mamah..papah yang selalu ada buat mamah, antar kesana kemari lama lama nanti mr Thomas dikira papahnya Zein" sahut Zahrah kesal.
"Ngak..mau masa dia ngantain posisi papah.. pokoknya mamah jangan mikir gitu papah lakuin untuk masadepan kita sayang..terus mamah maunya apa" tanya Fahri mencoba untuk Zahrah mengertinya.
"Mamah mau buka butik disini.. " jawb Zahrah.
"Sayang.. kamu hamil ..gimana sama Zein dan juga keadaan mu ngak boleh capek" kata Fahri tidak setuju.
"Papah..pilih dua mamah ke Indonesia atau buka butik disini" sahut Zahrah yang sudah tidak mau makan.
"Mah.. coba jangan gitu..buat papah jadi pusing.. emangnya mau buka butik apa sih modenya gimana..disini Amerika bukan Indonesia" kata Fahri mulai menyerah.
"ya busana muslim pah.. dan juga busana agak tertutup tapi lebih moderen" sahut Zahrah dengan senyuman.
"Disini semua penduduknya minoritas muslim. Jadi mustahil mereka memilih busana tertutup takutnya ngak laku sayang"
"Yaa..kalau belum mencoba gimana bisa bilang ngak laku.Rezeki itu allah yang ngatur. Kalaupun mamah jadi orang pertama bikin butik ala muslim gitu why not sayang.. jadi buktikan kita bisa maju.. please pah.. " kata Zahrah mulai merenggek.
"Iya.. tapi janji jangan cape dan jaga Zein serta kesehatanmu " ucap Fahri mencium Zahrah dengan lembut.
Zahrah menatap suaminya yang sesaat tertidur sedangkan Zein berceloteh lucu.