Pagi sekali Fahri pergi menuju rumah Zahrah dengan membawa beberapa mainan untuk anaknya. Norman yang sedang duduk sambil membaca koran terlihat mengerutkan keningnya. Dia tidak punya janji dengan Fahri hanya sekedar rekan bisnis.
"Assalamuallaikum"kata Fahri.
"waallaikum sallam."jawab Norman.
"Fahri.. maaf rasanya kita tidak punya janji untuk hari ini, apakah ada hal penting dibicarakan" tanya Norman.
"Memang tidak ada.. cuma ingin bertemu Zein dan mengajak Zahran jalan jalan" jawab Fahri.
"Apa.. jangan becanda.. apa kalian punya hubungan yang spesial" tanya Norman.
"Iya..sebenarnya aku ayahnya Zein" jawab Fahri
"Benarkah... ayo duduk nak..lantas bagaimana bukankah kemaren kau tak bilang bahwa dirimu ayahnya Zein"kata Norman
"Itu karena urusanku belum selesai dengan Zahrah. sekarang aku ingin membawa mereka bertemu orang tua ku" jawab Fahri. Mendegar hal itu Norman bahagia dengan senang.
"Apakah kalian akan segera menikah" tanya Norman.
"Secara agama dulu sudah, Namun Fahri akan menikah secara hukum agama pula mengingat selama berpisah dengan Fahri Zilla tidak mendapat nafkah jadi pernikahan ulang.." jawab Fahri. Norman baru memahami sebelum dia melanjutkan perkataanya lagi , datang seorang wanita cantik yang terlihat imut menggunakan kerudung coklat dan baju yang sama secara kasual. Ya..Zahrah membawa bayinya Zein sambil meletakan dikereta bayi .
"Ayah.. hari ini Zahrah mau jalan jalan sama bang Fahri..dengan Zein juga" kata Zahrah sambil tersenyum pada Norman.
"Hati hati jangan sampai" kata Norman
"Jangan sampai apa yah" tanya Zahrah.
"kau jatuh cinta lagi" jawab Norman sambil terkekeh. Fahri dan Zahrah pun berangkat dan melambaikan tangan dalam mobil . Sebenarnya hati Norman sedih tapi dia harus bahagia demi sang putri.
Tak begitu lama bagi Fahri mengendarai mobilnya, karena rumah Norman juga tergolong kawasan elite begitu juga rumah orang tua Fahri sehingga tidak terlalu jauh. Klakson berbunyi dan pintu gerbang dibuka dengan ketidak sabaran Fatimah dan Salman keluar sampai sampai istrinya mau terjatuh terserempet olehnya.
Fahri keluar membuka pintu diiringi wanita cantik dan membawa seorang bayi tampan, tatapan Salman tak berkedip wajahnya mirip Fahri dengan rambut coklat dan mata coklatnya.
"Assalamu allaikum" kata Fahri.
"Waallaikum sallam" jawab Fatimah dan Salman sambil memeluk Zein dari ibunya. Fahri dan Zahrah mencium tangan mereka. Sambil duduk dikursi mewah , para pembantu banyak menghidangkan makanan.
"Fahri ini kah yang kau bilang itu tentang istrimu" kata Salman. Dia memang mengakui betapa cantiknya Zahrah daripada Aisyah.
"Iya. .abi . dan Zein ini anak Fahri. dulu kami menikah secara siri dan kemudian Zahrah hamil. Mungkin abi masih ingat dulu tragedinya. Hingga dia tertabrak mobil dan bertemu dengan ayah kandungnya rekan bisnis Fahri" kata Fahri memegang tangan Zahrah yang begitu gugup.
"Nak Zahrah..maafin abi yang telah membuat kalian begini, hingga memaksa Fahri menikah dengan Aisyah.." kata Salman.
"Tidak apa apa abi Zahrah sudah melupakanya. Justru Zahrah bersyukur dengan kejadian ini membuat Zahrah bertemu ayah kandungku" jawab Zahrah dengan tenang.