Zilla membuka berlahan lahan matanya, pandanganya buyar kepalanya pusing terasa sangat pecah. Dia melihat sesosok pria tua dengan wajah tampan memakai jaz yang rapi.
"Apakah ..dirimu.. masih sakit" tanya pria tua itu.
"Iya.. kepala ku masih sakit" jawab Zilla.
"Tenanglah dokter menanganimu dengan baik..jadi apakah kau ingat tentang dirimu" tanya pria tua itu lagi. Zilla mencoba mengingat semua tentang dirinya. Tapi kepalanya masih sakit , dia lupa segalanya termasuk dirinya sendiri. Benturan dikepalanya membuatnya melupakan tentang hidupnya.
"Baiklah..kalau kau lupa nak tidak apa apa..untungnya aku sempat melihat KTP mu..dan satu hal lagi aku telah membuatmu begini" ucap pria tua itu.
"jadi apa yang terjadi paman... kenapa aku ada disini.."tanya Zilla.
"Sopirku.. begitu ceroboh dan menabrakmu..dan sekarang kau ada dirumah sakit, baiklah kau istirahat dulu. Selamat malam" jawab orang tua itu, dan pergi meniggalkan Zilla yang masih berbaring.
Ya.. pria tua itu bernama Norman Asrul pria kaya yang sukses dibidang tekstil. Banyak usaha yang dia tekuni dan membuatnya banyak disegani semua orang. Wajahnya tampan diusia 50 tahun , dia hidup sendiri dan banyak mengambil waktu berkerja dan memberikan dana sosial kepada panti asuhan serta anak anak yatim. Sipat baiknyalah yang membuat orang suka padanya.
Norman membuka dompet Zilla dan melihat nama Nazzila Azzahrah serta foto seorang perempuan bersama Zilla. disebelah juga terlihat fotonya lagi bayi dan Suryati masih muda mengendongnya. Zilla memang suka meletakan foto ibunya didompetnya, semakin rasa rindu pada ibunya foro itu dibawa kemana mana itupun tanpa sepengatahuan Fahri.
Selendang yang dipakai Zilla tanpak begitu fameliar dimatanya begitu juga foto tersebut.Norman menarik nafasnya secara dalam ..air matanya berjatuhan seakan terbisik kerinduan dan rasa bersalahnya setelah sekian tahun berlalu. Kini dia yakin tuhan mempunyai niat baik kepadanya dengan kecelakaan ini.. adalah pertemuanya bersama putrinya sendiri yaitu Zilla.
*****
Fahri datang kekediaman orang tuanya. Tidak butuh waktu lama Fahri sampai kerumah orang tuanya. Terlihat terlihat Salman, Fatimah , dan Aisyah sambil menonton televisi. Dengan marah Fahri menghampiri mereka.
"Abi...suruh perempuan itu keluar dari rumah ini, Fahri tidak ingin melihatnya lagi" kata Fahri dengan emosi.
"Apa maksudmu Fahri pulang kerumah langsung marah marah, bukanya dengan senyuman...dia itu Aisyah istrimu." sahut Salman. Aisyah dan Fatimah diam seribu bahasa.
"Istri... istri apanya gara gara dia..Zilla pergi dari rumah.. dia itu perempuan ular .. " kata Fahri membuat Salman marah dan menampar pipi Fahri.
"Anak kurang ajar berani kamu menghina istrimu sendiri, dan membela gadis miskin itu.. kamu memilih dia dan tak peduli dengan Aisyah.. sunguh pria bodoh" jawab Salman dengan emosi.
"Fahri itu memang bodoh dan kurang ajar abi.. semakin bodohnya sampai mau menerima pernikahan bodoh ini dengan wanita ular itu.. seharusnya Fahri menolak.. gara gara dia Zilla yang lagi mengandung anak Fahri pergi dari rumah, dan begitu jahatnya dia sampai mau membunuh Zilla dengan ingin memberi racun di kue ia beli..pantaskah dia yang abi bela" teriak Fahri menunjuk muka Aisyah , yang diam dan gugup. Salman dan Fatimah menatap Aisyah.
"Betulkah itu Aisyah..yang Fahri bilang " tanya Salman. Aisyah menatap dengan takut dan mencoba mengelak
"Tidak abi..Aisyah tidak mungkin begitu... kenapa bang Fahri bicara sekejam itu, Abang boleh membeci Aisyah dan tak mencintai Aisyah..tapi jangan memberikan tuduhan yang kejam terhadap Aisyah" sahut Aisyah mencoba menarik simpati pada orang tua Fahri.
"Jangan banyak bersandiwara Aisyah.... aku punya CCTV dan semuanya jelas...sudah jika kau tak mengaku maka aku laporkan kepolisi." jawab Fahri. seketika wajah Aisyah pucat air matanya terbendung mengalir dengan deras. Dan bersujud dikaki Fahri.