Sementara itu, jam sekolah telah usai, satu persatu murid-murid pun mulai meninggalkan sekolah.
"Dah, Alika!" Salah seorang teman menyala Alika yang tengah berdiri di depan gerbang.
"Dah, Stella," balasnya seraya melambaikan tangan pula pada temannya tersebut.
Setelah bel berbunyi, Alika langsung pergi ke gerbang masuk tanpa menunggu Amel, yang saat itu masih merapikan buku-bukunya.
Alika sudah tidak sabar untuk bertemu dengan Devan, ini lah yang membuatnya sangat bersemangat, sehingga tidak lagi memperdulikan Amel yang selama ini selalu pulang bersamanya.
"Di mana dia, mengapa belum datang juga?"
Alika melihat kiri dan kanannya serta arloji di tangan kanannya. Sudah hampir lima belas menit dia berdiri di sana. Namun, Devan tidak kunjung datang juga.
Kemana dia? Apa yang membuatnya datang terlambat? Apakah dia lupa akan janjinya? Pertanyaan-pertanyaan ini terus mengusik pikirannya, sehingga membuatnya dilanda kecemasan yang begitu besar.
"Dah, Alika!"