Keduanya segera saja menempatkan diri di tempat santai yang penerangannya sengaja dibuat sedikit redup. Saat mereka sudah berada diatas kelembutan sofa besar pada sudut ruangan tersebut, si pemuda terdengar kembali bertanya,
"Maukah kau memberitahuku terkait apa yang tengah terjadi?" demikianlah kata serius pertama yang terucap dari bibir Indra.
"Mengapa kamu bertanya seperti itu?"
"Karena aku sangat tahu dirimu. Dan tidaklah mungkin tanpa alasan jika mendadak saja malam ini sikapmu telah saja berubah. Dari yang semula bersedih, kini menjadi seperti sedang menanti suatu kebahagiaan besar." demikian tukas si pemuda dengan terus terang.
Mendengar ucapan tersebut, Widyaningrum pun mengangguk paham. Setelah beberapa saat mengambil ancang-ancang untuk mulai menceritakan beberapa hal pokok saja, Ia pun menarik napas panjang dan mulai kembali berbicara dengan tutur kata jernih yang kadang bergetar karena emosinya sendiri.