Adit baru saja sampai rumah. Dia meringis pelan karena harus berjalan ke kamarnya yang terletak di lantai dua. Laki-laki itu mencengkeram kuat pinggiran tangga hingga Bram datang dan membantunya untuk naik ke atas.
"Kalau tidak bisa bilang jangan diam, nanti jatuh bagaimana," kata Bram yang kesal dengan kebiasaan anaknya.
"Aku kira bisa, Pa. Lagi pula hanya naik tangga," jawabnya.
Bram membuka pintu kamar anaknya, lalu menata bantal sebelum Adit mulai berbaring. Dia juga mengambil selimut dan menyelimutinya anaknya hingga sebatas dada.
"Pa, aku tidak ingin tidur jangan diselimuti," tolak Adit seraya membuka selimutnya.
"Papa kira kamu mau tidur sekalian," jawabnya.
Bram turun ke bawa dan mengambil beberapa barang milik anaknya, sedangkan Mawar masih sibuk menata kamarnya walau ada pelayan, tapi tetap saja urusan kamar dia kerjakan sendiri.
"Pa, Adit di mana?" tanya Mawar pada suaminya yang tengah membawa tas milik anaknya.