Jam tujuh malam, satu jam sebelum gerbang asrama ditutup. Mereka berdua memang memilih tinggal di asrama kampus ini karna alasan lebih dekat. Meski beitu, nalen tetap saja sering tak sarapan jika mendapat jadwal kuliah pagi. Itu karena kebiasaan gadis satu itu yang selalu bangun kesiangan.
"Dhea!" seru Nalen.
"Hey!" sapa Dhea balik.
Perempuan manis itu tampak sedang menenteng sebuah tas kain yang tampak sangat berat. Dia harus menggunakan kedua tangannya agar bisa mengankat dan membawa tas itu.
"Kamu nginap di sini?" tanya Dian.
Gadis itu mengangguk, lalu memilih untuk meletakkan tas berat itu sejenak. Kespeluhan jarinya sudah memerah karena dari tadi menjinjing benda berat itu. Dian yang sudah bisa menerka barang bawaan Dhe adalah buku-buku kedokteran yang super tebal dan besar menggeleng sambil memamncarkan tatapan miris pada temannya yang pintar itu.
"Kenapa kamu tampak seperti itu?" tuntut Dhea.
