"Chandra, kurasa kau ini terlampau egois. Bagaimana mungkin kau tidak memikirkan aku yang justru setengah mati mengkhawatirkanmu? Aku tidak bisa tidur sedangkan kau berdua-duaan dengan lelaki itu."
"Kenapa bahasamu seakan menuduh aku tengah berpacaran dengan teman priaku sendiri, Nalen?"
"Ya, barangkali semua itu memang benar, makanya kau sampai mengabaikan aku."
Sahut-sahutan terjadi di dalam unit Nalen dan Chandra. Keduanya saling ngotot dan tak ada yang hendak mengalah.
Nalen senantiasa melampiaskan amarahnya pada Chandra yang sama sekali tak merasa bersalah. Konyolnya, perdebatan itu tembus hingga 45 menit.
"Ah, aku lelah, Nalen. Aku harus ke kampus jam 10 pagi ini," ujar Chandra yang sudah merasa bosan.
"Kenapa? Sudah mengaku kalah?"
"Terserah kau sajalah."
Nalen belum puas mendumel sementara Chandra sudah masuk ke kamar mandi duluan. Peristiwa yang dialami Chandra benar-benar menimpa diri Nalen saat ini. Pria itu bersimpuh di lantai sambil memikirkan nasibnya.