Dhea kini mengecek jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya. Dia menatap keluar jendela mobil, lalu tersenyum kecil.
"Aku tidak sabar bertemu dengan teman-teman," gumamnya.
Gadis tersebut merasa bahwa ketiga temannya membuat hidupnya lebih berwarna. Dhea merasa memiliki teman baru tidaklah seburuk itu.
"Lama sekali," keluhnya.
Setelah mengeluh 30 menit akhirnya dia sampai di kampus. Dhea berjalan menuju ke kelasnya. Dia tersenyum dan sesekali bersenandung karena senang.
Saat dia sibuk bernyanyi seseorang merangkul pundak Dhea dari belakang. Dhea sangat terkejut dan pelakunya malah tersenyum puas.
"Bagaimana harimu?" tanyanya.
"Tidak buruk juga, Manis. Bagaimana denganmu?" balas Dhea.
Manis mencebik dan jujur saja Dhea melihat itu sedikit terkejut. Entah kenapa dia merasa bahkan perempuan lesbi rata-rata menggemaskan.
"Buruk sekali, aku putus dengan pacarku," jawabnya, tapi entah kenapa Dhea tidak merasa bahwa ucapan Manis adalah kebenaran.