Berbekal tabungan seadanya dan juga berbagai bakat terpendam yang ia miliki selama ini, Naina keluar dari rumah saat sepi. Ia langsung berlari menyusuri gang sempit rumahnya menuju ke jalan utama.
Di sana Imanuel sudah menunggu bersama sepeda motornya. Naina yang akhirnya sampai pun cepat-cepat naik dan Imanuel langsung tancap gas meninggalkan kampung kecil tempat tinggal Naina.
Mereka berhenti di sebuah kedai kecil di pinggir jalanan Kota Semarang dan memesan minuman di sana. Keduanya duduk berhadapan dengan jantung yang sama-sama seperti genderang perang. Naina lalu merogoh tas berukuran sedang yang ia bawa dan mengeluarkan buku rekening pribadinya.
"Aku ada tabungan segini," ujar Naina seraya menunjuk saldo terakhir yang ia miliki. Totalnya Rp 7.255.000 dan itu adalah bekalnya untuk memulai hidup bersama Imanuel.