Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Perjodohan karena Bisnis

🇮🇩Rinna_hasmi123
--
chs / week
--
NOT RATINGS
5.5k
Views
Synopsis
Setelah menggelar acara makan malam dirumah Qanita yang dihadiri oleh keluarga Herman Rekan bisnis sekaligus Sahabat dari Yanto ayahnya Qanita,. untuk kelangsungan persahabatan mereka timbul ide antara dua keluarga untuk menjodohkan putra-putri mereka,. Qania yang masih berusia 18 tahun masih duduk di bangku SMA kelas XII sedangkan Furqon yang sudah diusia Dewasa yakni 30 Tahun sedang menduduki posisi dikantor keluarganya sebagai Direktur Wilayah di salah satu cabang perusahaan milik keluarganya. Setelah perpisahan antara dua keluarga 10 tahun lamanya, karena ayah Qania yang membuka cabang di Luar kota yang mengharuskan keluarganya ikut diboyong oleh Pak Yanto ke Kota G.
VIEW MORE

Chapter 1 - 1. Pertemuan pertama setelah 10 tahun Perpisahan

Qanita gadis SMA yang masih berusia 18 tahun tinggi 165 CM dan memiliki wajah yang cantik serta berprestasi disekolahnya, yang akan dijodohkan dengan Furqon pria dewasa yang sudah berusia 30 tahun dengan perawakan tinggi 182 CM dengan wajah yang tampan juga tentunya.

Disekolah Qanita…

Hai Nit…! Seru Lidia sahabat Nita

Hai juga Lid … jawab Nita sambal menoleh kearah suara yang sudah dikenalnya

Nanti sore ketoko buku yuk, sekalian ajak mega juga akum au cari buku buat bahan tugas proposal dari Bu Sri.. ajak Lidia

sedikit berpikir Nita menganggukkan kepala setela mengingat tidak ada jadwal selanjutnya setelah pulang sekolah

setelah selesai mengikuti mata pelajaran terakhir hari ini tepat pukul 13.15 Qanita serta dua sahabatnya sudah berjumpa ditempat mereka janjian ketemu,.

Langsung berangkat aja yok biar tidak kesorean pulangnya, ajak Mega

Mereka langsung memesan taxi online, setelah taxi yang sudah dipesan datang mereka langsung bergegas ketoko buku tujuan mereka,

Mau kemana neng..? Tanya bapak supir taxi yang kira2 usia diatas 40 tahun

Ketoko buku X ya pak, Sahut Lidia

Sesampainya ditoko buku mereka bertiga turun dari taxi membayar ongkos dan langsung bergegas masuk kedalam took buku

Emang proposalmu judulnya apa Lid? tanya Nita

Tentang pemeliharaan hewan ternak dan pemasarannya, Jawab lidia

Oo….sambil mengangkat matanya keatas

Ahhh akhirnya ketemu juga seru Lidia, dengan menghembuskan nafas lega karena sudah menemukan apa yang dicarinya setelah mereka cukup lama berputar2 didalam toko, dan secara bersamaan Mega dan Nita menghampiri Lidia,. Dengan tingkah yang sama dengan lidia.

Ya udah langsung bayar saja habis ini, selanjutnya kita kemana? Tanya Mega dengan wajah yang dibuat2 seimut mungkin sambil tertawa mereka lupa memperhatikan sekitar

Tiba-tiba pas didepan pintu,

Bughkk

Dengan sigap Nita langsung mendongak keatas.

Saya minta maaf bang, ucap Nita dengan sopan, karena sedang terburu-buru Furqon hampir hilang keseimbangan

Kalau jalan hati-hati dong jangan ketawa-ketiwi lupa memperhatikan jalan, dengan nada cukup tegas dengan muka yang berkerut.

Hei bang, saya kan sudah minta maaf, jangan nyolot gitu dong, abang juga kan yang salah, ketus Nita dengan suara tak kalah tegas

Furqon menghembuskan nafasnya kasar, langsung melangkah masuk kedalam toko

Hei bang minta maaf juga dong, teriak Nita tapi furqon tidak memperdulikannya lagi

Dasar cowok kurang ajar, bathin Nita dengan wajah memerah karena kesal dan berhenti tiba-tiba yang membuat kedua sahabatnya yang ikut berhenti tiba-tiba juga dengan ngerem cakram.

Usst …! Halo mi…! Tiba-tiba suara Nita setelah mgangkat Handphon pintarnya dari panggilan sang Mami

Nit… lagi dimana nak? Suara Bu Rini dengan suara cemas karena sudah pukul 15.30 Nita belum pulang juga dari sekolah karena Qanita lupa meminta izin terlebih dahulu kepada sang mami yang menemani Lidia ketoko buku

Hehe… maaf mi Nita lupa minta izin mami tadi karena buru-buru… Nita baru ini mau pulang langsung kerumah mi, tadi menemani Lidia cari buku ditoko buku. cengir Nita dengan perasaan yang bersalah

Ya sudah langsung pulang ya saying soalnya sore ini ada yang mau datang kerumah kita teman bisnis papi yang di kota G, masih ingatkan dengan Om Herman? Tanya Rini mengingatkan Nita.

Om herman tetangga kita dulu waktu di Kota P kan mi? Tanya nita sambil mengingat waktu mereka tinggal di kota P sebelum papinya pindah kota karena membuka cabang baru perusahaannya,

Masih ingat rupanya, helaan Rini karena sudah tidak perlu menjelaskan lebih panjang lagi dengan sang putri,.

Ya sudah cepat balik aja deh, nanti telat bentar lagi tamunya sampai, Jelas sang mami

Ya mi sampai ketemu dirumah, Assalamu alaikum … sambil menutup panggilan telfn, setelah dijawab salam oleh mami,

Kenapa Nit…? Tanya Lidia menatap Nita dengan wajah keponya karena melihat ekspresi Nita yang kurang baik,.

Oh itu, sahabat papi aku kata mami mau datang kerumah sore ini sama keluarganya, Aku disuruh langsung pulang kerumah oleh mami aku, ga papa ya lain waktu kita lanjutkan jalan-jalannya, dengan suara yang lemas karena harus segera pulang,

Ga papa Nita lagian waktu kita masih panjang, kayak ngga ada waktu lain saja, suara Mega dengan suara lembut sambal menggoyang-goyangkan badannya supaya kelihatan imuttt.

Ya udah yok, kita ngantar loe lagi ngga pulangnya? kata Lidia

Ngga usah Lid kita pulangnya kan beda arah ngerepotin nanti jadinya, sambal memegang tangan kiri sahabatnya Lidia, kita pesan taxi online aja sekalian 2,

Tidak begitu lama taxi yang mereka pesan telah tiba, hati-hati ya Nit, aku sama mega bareng aja rumah kami searah

Ok, sampai jumpa hari senin, karena hari ini adalah akhir pecan dan besok mereka libur,.

Sesampainya didepan pintu gerbang rumah lantai 2 dengan cat warna hijau daun yang dihiasi dengan berbagai macam tanaman hias dan pohon buah-buahan yang terletak dihalaman rumah yang lumayan luas yang terletak di kompleks perumahan elit Nita keluar dari taxi,

Terimakasih Pak, sambil melangkahkan kakinya masuk kedalam rumah minimalis tersebut,

Assalamualaikum, Nita pulang, sambil mencari-cari maminya karena didalam rumah yang kelihatan sepi,

Waalaikumussalam, sahut bi Nari dari dapur

Mami dimana bi?

Keluar sebentar Non, mau beli sesuatu katanya menyambut tamu tuan

Oo, aku kekamar ya bi sekalian mau ganti baju dulu,

Siap Non, dandan yang cantik ya Non, ucap Bi Nari sambil menutup mulut cekikikan

Siiaappp… ucap Nita sambil mengarahkan tangannya seperti memberi hormat kepada komandannya.

Tanpa curiga Nita pun lari kelantai dua menuju kamarnya

Sambil bersenandung riang Nita masuk kamar mandi membersihkan diri dari polusi jalanan kota, berendam hingga 20 menit didalam bathtab, setelah selesai melakukan ritual mandi hingga hampir 1 jam lamanya, Nita keluar dari kamar mandi dengan menggunakan handuk putik sampai lutut. Dan langsung menuju ke meja rias sambil menggunakan hairdryer mengeringkan rambutnya, setelah selesai mengeringkan rambut Nita kemudian berjalan ke lemari pakaian 4pt untuk memilih pakaian yang akan dipakainya sore ini, dengan gaya khas ala Nita dia memakai pakain dengan bahan atasan kaos pink yang longgar serta memakai celana tranning, kembali duduk ke meja rias sambil memoleskan sedikit vitamin bibir dan menambahkan sedikit bedak tabor kewajah putih mulusnya,

Nita pun turun kebawah dengan rambut yang tergerai karena baru habis keramas,

Tiba-tiba terdengar suara dari pintu masuk,

Asslamualaikum !

Waalaikumussalam ! sahut Nita dan langsung menuju pintu dan membuka pintu tersebut dan sedikit mengernyitkan dahinya sambil mengingat-ingat siapa yang datang sampai lupa mempersilahkan tamu didepannya masuk, sang tamu pun tersenyum maklum karena mereka yakin tidak mengenal mereka lagi,

Kamu pasti Nita kan? Tanya Om Herman

Herman serta keluarganya yang terdiri dari Istrinya Siska, serta ketiga anaknya yaitu, furqon anak pertama Dika anak kedua yang berusia 25 tahun serta anak bungsunya Fatima yang usianya masih 20 tahun

Nita menganggukkan kepala, om ? suara Nita tertahan sambil mengingat-ingat

Saya Om herman, kata Herman sambil memegang pundak Nita

Ohh Om Herman, cengir Nita

Siapa Nit? Terdengar suara mami Rini dari dalam hendak menuju pintu memastikan siapa yang datang,

Eh Mas, Mbak sudah datang silahkan masuk Mas, Mbak! Ajak mami Rini dengan ramah,

Kamu Nita tamunya kok dibiarin berdiri diluar sih, bukannya disuruh masuk, ucap mami Rini sambil tersenyum kepada tamunya.