.
Gimana kabar kamu Fur?
Suara Yanto ditengah keriuhan keluarga yang sedang makan malam, sudah lama sekali kita tidak berjumpa, anakmu makin tampan saja Her, gurau yanto dengan senyum,
Baik om, jawab furqon singkat sopan
Putrimu juga tumbuh menjadi gadis yang cantik, balas herman sambil tersenyum menatap Nita yang sedang serius menyantap makan malamnya,
Qanita mempunyai dua saudara juga, Zayn yang sudah berusia 28 tahun anak sulung dari Yanto bekerja sebagai Presdir disalah satu perusahaan ternama di Indonesia, sedangkan anak kedua Miska 25 tahun. Miska sudah menikah dengan anak pejabat dikota mereka tinggal dan sudah mempunyai anak laki-laki berusi 2 tahun.
Oh ya Nit, kamu kelas berapa sekarang? Tanya Siska
Kelas 3 SMA tante, jawab Nita seadanya
Udah punya pacar belum, senyum mengembang diwajah siska
Mmm…. Masih fokus belajar tante belum kepikiran buat pacaran, dengan senyum yang dibuat-buat
Berarti masih single dong ya, goda siska kembali, semua keluarga yang sedang makan malam ikut tersenyum
Tuh Fur, cepatan dilamar sebelum ada yang keduluan, suara Siska menyenggol lengan furqon yang duduk disebelahnya.
Furqon hanya diam tanpa ada ekspresi apapun yang berarti.
Yanto dan Herman saling bertatapan karena sudah dikode oleh Siska dan Rini sambil melirik Qanita dan Furqon yang sama-sama diam sedangkan yang lain saling berkomentar sambil bercakap-cakap ringan
***
Sebelum berangkat krumah Yanto dikeluarga Herman diruang keluarga
Furqon.. sampai kapan kamu akan memberikan mantu buat mama sama papa? Tanya Siska khawatir karena diusia Furqon yang dikepala 3 tak pernah membawa perempuan keruamh untuk diperkenalkan kekedua orangtuanya
Furqon mendongak mengalihkan pandangan dari layar tab nya kepada Siska,
Furqon belum kepikiran buat cari istri ma, furqon masih fokus mengembangkan bisnis ini dulu,
Sampai kapan Qon, kamu sudah cukup dewasa untuk mempunyai istri lagian berkembang seperti apa lagi maksud kamu nak, dahi mengerut karena menurutnya bisnis mereka sudah memiliki cabang diseluruh kota-kota besar ntah berkembang seperti apalagi yang dimaksud oleh Furqon.
Nanti kalua udah saatnya tanpa mama dan papa suruh pun Furqon pasti akan menikah ma, sambil memelas takut mamanya tersinggung
Kalau kamu belum nemu calon istri biar mama papa yang carikan, mendelikkan matanya ke arah Herman
Mama punya calon yang cocok sama kamu, masih ingatkan dengan Om yanto tetangga kita dulu?
Sambil berfikir furqon mengangguk,
Om yanto kan punya 2 anak perempuan namanya Miska sama Qanita, nah rencananya mama mau pilih salah satu diantara mereka berdua, tapi karena Miska sudah menikah berarti secara otomatis sama Qanita
Tapi sayangnya Qanita masih SMA, sesal Siska takut anaknya menolak
Ngapain mama jodohin Furqon yang masih belia? Bukannya itu melanggar hukum, nada yang biasa
Melanggar hukum darimana, bukannya di Indonesia usia 17 tahun sudah wajib punya KTP, tandanya sudah dewasa dong, bela siska, papa ngomong dong, meminta suara dari suaminya karena dari tadi diam saja tanpa membantu meyakinkan Furqon
Hhmm. Herman berdehem
Betul kata mama mu Qon, kamu harus segera menikah, mama papakan sudah tua belum tau kapan usia sampai kapan dan adik-adik kamu juga sudah dewasa takutnya mereka duluan nanti. Dengan suara rendah Herman mengingatkan Furqon akan adik-adiknya
Ya sudah mereka duluan saja pa, jawab Furqon santay
Ngga bisa gitu dong Qon, dikeluarga kita yang harus menikah lebih dulu itu yang lebih tua, desak siska wajah cembrut seperti sedang pura-pura merajuk .
Furqon segera mendekatkan duduknya kesamping Siska dan memeluk sang mama dengan sayang dan manja
Ya udah terserah mama papa aja deh, tapi apa Qanita mau sedangkan dia kan masih sekolah ma pa?
Kita sudah membicarakan ini dengan Om Yanto dan Tante Rini, mereka sudah setuju menikahkan Qanita denganmu setelah lulus SMA, sekolah Qanita tinggal 3 bulan lagi akan tamat. Dan minggu depan kalian tunangan saja dulu setelah lulus baru langsungkan pernikahannya.
Gimana baiknya aja lah ma, pasrah dengan keadaan karena kalau ditolak mamanya pasti akan mendiamkannya dan Furqon kalau didiamkan oleh mamanya jadi merasa bersalah karena belum bisa membahagiakan orangtuanya karena tidak bisa memberikan keinginan mereka.
Senyum mengembang sambil melepaskan pelukan dari Furqon langsung beralih pandangan kepada Herman bermain mata karena keinginan mereka akhirnya terkabulkan.