Chereads / Perjodohan karena Bisnis / Chapter 3 - MENOLAK MENIKAH

Chapter 3 - MENOLAK MENIKAH

Nita belum mau nikah ma, Nita mau ngejar impian Nita jadi Designer terkenal suatu saat nanti, dan Nita mau lanjut Kulliah ke LA jurusan design, sambil bergelimang air mata Nita memohon dihadapan ortunya,

kamu masih bisa lanjut Kulliah setelah kamu nikah sama nak Furqon, iyakan pa mencari pembenaran pada kata-katanya supaya Nita percaya.

iya nanti kamu bebas mau Kulliah dimana pilihan kamu, tapi kalau masalah pernikahan papi tidak bisa merubah apapun karena papi ada hutang Budi sama keluarganya Om Herman saat perusahaan papi dulu hampir bangkrut karena ditipu oleh suplai papi, dan pada saat itu cuma Om Herman yang percaya sama papi dan mau membantu papi dengan memberikan suntikan dana ke perusahaan hingga bangkit kembali dan sudah berkembang seperti saat ini, lagian nak Furqon juga baik, bertanggung jawab dan sudah mapan, jadi apa lagi alasan kamu menolaknya nak, jelas Yanto panjang kali lebar melihat penolakan Nita.

Nita hanya diam terpaku tanpa mampu berkata apa pun, dirinya kini seperti buah simalakama, kalau menerima perjodohan orangtuanya dia bakalan kehilangan kebebasan walaupun papinya sudah memberi penjelasan jika dia boleh memilih fakultas mana pun. dan kalau dia menolaknya tatapan kedua orangtuanya yang mengiba seperti sedang memohon bantuannya, dan disinilah kesempatannya untuk membalas sedikit dari Budi orang tuanya, walau terasa berat akhirnya Nita pun menyetujui pernikahan ini.

***

tepat pada hari Senin seminggu setelah pertikaian yang cukup panjang, kedua keluarga besar sudah meyakinkan hati putra-putri masing-masing. di rumah Qanita terlihat begitu ramai tamu undangan dari kedua keluarga mulai dari keluarga dekat hingga rekan bisnis dari kedua belah pihak.

didepan meja rias nampak Nita sedang meratapi dirinya yang hendak bertunangan pada hari ini dengan pria yang tidak dicintainya, dengan balutan kebaya modern warna putih tulang dengan make up sempurna yang membuat Nita cantik luar biasa.

hahh. hembus nafas kasar Nita setelah selesai di-make up oleh make over profesional l*******n keluarga nya.

ceklek, pintu dibuka nampak seorang wanita paruh baya menghampiri Nita dengan kebaya yang juga terlihat anggun.

Nit kamu sudah siap Nak? sambil mengelus kepala Nita

mi... apa harus sekarang ya..? tak sanggup melanjutkan kata-katanya karena pasti jawabannya akan Sama seperti kemarin-kemarin.

maafin mami ya sayang, ini mami dan papi lakukan demi kebahagiaan kamu juga, karena mami percaya nak Furqon adalah lelaki yang tepat untuk jadi suami kamu.

Bu, keluarga pak Herman sudah sampai

tiba-tiba suara seseorang menghentikan aktifitas mereka.

ya baik sebentar lagi kami akan turun

mami turun duluan,

Nita hanya mengangguk dan kembali melihat kearah cermin yang ada didepannya. semoga ini hanya mimpi dan besok pagi akan kembali normal. menguatkan diri sendiri

Nita keluar dari kamar dan menuruni tangga didampingi dua sepupu nya.

didepan tangga nampak pria berdiri menunggu kedatangan Nita dengan memakai jas yang senada dengan kebaya yang Nita kenakan dan rambut yang disisir klimis. hehe

Fuqon mengangkat tangan mengulurkan ke Nita untuk menyambut kedatangan gadis tersebut, Nita pun dengan ragu-ragu memberikan tangan kanannya kepada Furqon.

***

acaranya pun berlangsung meriah, pembukaan acara oleh MC, dan dilanjutkan hiburan dan setelahnya acara lamaran,

Qanita Marsya binti Yanto Wijaya maukah kau menjadi pendamping hidupku dan ibu dari anak-anakku? dengan bertekuk lutut Furqon melamar Nita, sambil menunggu was-was takutnya Nita menolak lamaran nya di depan halayak ramai, kalau Nita menolaknya hanya didepan keluarga mereka Furqon merasa itu pasti baik, secara ia juga tidak menginginkan perjodohan ini. tapi ini dihadiri banyak undangan mau taro dimana mukanya nanti.

hening.... tak ada jawaban dari Nita lantas semua menatap bingung diterima atau ngga.

hhmmm... Rini berdehem lantas menyadarkan Nita dari lamunannya, ntah yang dipikirkannya saat ini. Nita mengangkat kepalanya yang tertunduk dari tadi..,,

eh, ah iya, jawabnya sesingkat mungkin

Alhamdulillah... ucap para tamu secara berjamaah dan melanjutkan acara tukar cincin.

***

Nit, bukannya kita sudah janji mau masuk Universitas di LA? tapi bagaimana bisa love nikahnya setelah kita lulus nanti, Hela nafas Lidia dan Mega lemas yang duduk dimeja kosong sudut sebelah prasmanan khusus tamu.

aku juga mau kali nikah muda kalau cowoknya setampan bang Furqon, suara Mega dengan rada menggoda

udah tampan, mapan seperti nya juga penyayang dan bertanggung jawab. tambah Mega.