Mereka kembali mengobrol, sesekali memakan cemilan. Yera mengambil minum, meminumnya lalu menyodorkan ke Fathan. Fathan meminum juga, Yera kembali menaruh di meja.
"Btw, ada yang ngambil kedokteran?" tanya Yera.
"Gak ada." jawab Albert.
"Gue linjur." sahut Qathan.
"Kok linjur? Ngambil apa?" tanya Yera.
"Hukum. Gue pengen jadi jaksa biar menegakkan keadilan." ujar Qathan.
Yera mengangguk paham. "Bagus sih."
"Yer, hati-hati sama cowok Bandung," ujar Adnan.
"Kenapa?" tanya Yera.
"Takut lo kepincut. Btw, kalau temen-temen lo di sana ada yang cantik, kasih tahu gue, oke?" kata Adnan.
Yera mendengkus. "Temen gue gak kalah cantik."
"Ya, biasanya kan cewek Bandung pada cantik-cantik Yer," balas Adnan.
"Gue sama Cyra gak cantik gitu?" tanya Lira.
"Cantik kok, mirip minion." jawab Qathan.
"Anjir." umpat Cyra dan Lira.
"Kalian cantik sumpah, demi apa kayak bidadari turun dari kayangan, ya gak Al?" tanya Adnan pada Albert.
Albert mengangguk saja. "Iya."