"Gak usah, Cyr. Ini dikit lagi kok," sahut Adnan.
Cyra menghela napas. Mereka memperhatikan para laki-laki itu. "Pacar Kak Lira namanya siapa?" tanya Kirei menyeletuk.
Lira melirik sinis. "Ngapain lo nanya-nanya?"
Kirei mengerjap. "Gapapa Kak, nanya doang."
Selanjutnya Lira menyengir. "Canda, gak usah takut. Pacar gue namanya Adin, kenapa?"
"Gapapa. Pengen tahu aja."
Lira mengangguk kecil.
Sementara Yera memperhatikan Fathan. Cowok itu masih seperti tadi, Yera masih berpikir supaya cowok itu bersikap seperti biasa. Hela napas Yera keluar. "Guys," Ketiga gadis lain sontak menatap Yera.
"Kenapa?"
"Bantuin gue dong..." Yera menatap temannya bergantian.
"Bantuin apa?" tanya Lira.
"Jadi, dari pagi tuh, Fathan diemin gue. Dia ngomong tapi gak banyak. Gue juga gak tahu kenapa, padahal gue gak ngelakuin kesalahan. Gimana dong?"
Cyra, Lira dan Kirei tampak berpikir. "Mm... coba lo inget-inget, sebelum itu lo ngapain?"