Fathan masih mendekap Yera di sampingnya sambil berjalan ke toilet. Yera memberontak. "Than, lepasin! Lo ngapain peluk-peluk segala sih!" ujar Yera.
"Diem. Banyak cowok."
Mereka berdua hampir sampai di toilet. Mereka masuk ke dalam toilet tepat di tempat wastafel. Yera menjauhkan badannya. Ia menghela nafas kasar. "Ah! Bener-bener tuh cewek!"
"Lo ngapain sih? Gak guna banget ngurusin Atella." ujar Fathan.
Yera berdecak. "Dia tuh mancing gue aja. Terus nanya kita punya hubungan apa. Tuh cewek kayaknya curiga."
"Oh." respon Fathan.
"Lo ngapain? Sana pergi."
"Gue ke koperasi dulu, nanti ke sini lagi."
"Ngapain?"
"Beli baju lo. Gak lihat basah gitu? Nyeplak juga."
"Mulut lo."
Yera melihat seragamnya yang lepek. Selanjutnya ia melotot. "Lo lihat ya?!" tanyanya sambil menutup dadanya dengan tangannya.
"Lihat. Gue kan dari tadi di depan lo." Sial. Yera membalikkan badannya, malu.
"Warna--"
"Than!" potong Yera. "Lo cepet pergi!"
Fathan terkekeh. "Iya. Lo tunggu sini."
"Iya."