Athania hanya dapat berdecak kagum.
"Pionir kayanya makin gila tiap tahun,
siswanya udah kaya preman gila yang
baru keluar dari lapas," komentarnya tak
habis pikir.
"The hell are you looking at?! Beraninya
orang serendahan lo menatap gue
dengan nyolot begitu?!" teriak Katherine
seolah sedang kesetanan. Gadis itu
bahkan melotot, memandang Andara
dengan geram. "Mending lo sadar diri.
Lo itu bukan apa-apa di sini. Nggak
usah bertingkah seolah lo yang paling
hebat, gue jijik ngeliatnya. Sementara
sebenernya, lo nggak pantas untuk ada di
sini."
Deinandara bangkit dari duduknya,
menarik rambut Katherine sebagai
balasan dan menampar pipi gadis itu. "Lo
punya masalah sama gue? Nggak 'kan?!
Jadi minggir!! Nggak usah bikin gue
marah."
"Rendahan lo bilang? Damn. Lo berani
bilang begitu? Ke gue? Lo yang harusnya
sadar diri, Kath. Kalau aja lo bikin
perkara sama gue, ayah lo cuma bisa diam
nggak berkutik. Kenapa? Karena dia tau,
Padantya is handle everything dan dia