Athania memandang Bara dengan
ekspresi tak percaya sekaligus bingung.
Melihat ekspresi gadis di hadapannya
yang hanya melongo, Bara bergerak untuk
meraih kaki Athania, namun terhenti saat
gadis itu lebih dulu menjauhkan kakinya.
"Nggak usah."
Bara menatap Athania dengan raut wajah
tak senang, lelaki itu kemudian berucap
tegas. "Siniin gue bilang. Nggak usah
bawel."
Athania hanya menghela napas panjang,
lalu menjulurkan kakinya, memilih
menyerah.
Bara dengan cepat membuka sepatu dan
kaos kaki milik Athania dengan telaten,
lalu menggulung training gadis itu hingga
di atas mata kaki. "Ini balas budi, karena
lo udah ngobatin gue kemarin," celetuknya
tiba-tiba.
Athania mengusap tengkuknya dengan
canggung. "Tapi ini obat beneran, yang
kemarin bukan."
Bara mendongak dengan alis terangkat.
Lelaki itu terkekeh singkat seraya
menatap Athania yang kini tengah salah
tingkah. "Jadi? What's the point? Lo mau
obat yang sama kaya kemarin?" tanyanya dengan gelengan heran.