Setelah jam sekolah usai, kini gadis itu
dihadapkan pada kenyataan bahwa
dirinya harus memasuki ruangan
klub catur Pionir, yang setelah sekian
lama tak pernah ia lihat. Ada sensasi
menggelitik dan sensasi merinding saat
gadis itu menatap pintu ruangan klub
catur. Setitik kenangan yang dulunya
manis menyeruak pada ingatan Athania.
Namun, pada akhirnya hal yang awalnya
manis memang selalu berakhir pahit.
Sudah ketentuan semesta dan ia tak bisa
memprotes apa-apa. Catur dan Pionir.
Gabungan keduanya terasa ganjil. Tapi,
pada akhirnya semesta selalu membuat
Athania berakhir pada dua kata itu.
Sebetulnya, Athania tak terlalu punya
banyak waktu luang untuk klub catur.
Hanya ada dua hari dimana ia bisa
bebas bermain catur, Selasa dan Kamis.
Hal itu dikarenakan jadwalnya cukup
padat. Waktunya sudah cukup banyak
dihabiskan dengan les privat mata
pelajaran IPA pada hari Senin dan Sabtu,
les privat vokal pada hari Jum'at, les
privat catur pada hari Rabu, lalu les privat