"Welcome home, Reva!"
"Akhirnya sampai juga, Rega udah ga sabar nungguin lo dari satu jam yang lalu."
Almira memeluk erat tubuh Reva. Setelah beberapa minggu menunggu, pada akhirnya dia kembali dengan kondisi baik. Alih-alih memeluk balik, Reva justru mencibir tiap perkataan Almira. Rega yang paham dengan tingkah Reva hanya bisa mengulum bibir menahan tawa. Pasti Reva masih kesal karena mereka tidak jadi ke Jakarta. Kalau difikir-fikir, buat apa ke Jakarta kalau dia mau kembali ke sini?
"Engga usah ketawa, Rega! Dasar kalian pendusta! Padahal gue butuh kalian, banyak yang kalian lewatin selama gue--di Jakarta," ujar Reva dengan suara pelan. Untung saja Sean sedang menerima telepon, tentu Reva tak ingin pria itu mengetahui soal Jihan.
"Emang ada apa?"
"Jihan."