Sesuai dengab janji Sean tadi pagi, siang ini dia benar-benar mengajak Reva untuk pulang. Awalnya Reva sudah menolak karena bisa pulang sendiri, namun Sean tetap saja kekeh ingin mengantar. Selain takut Ibunya, Reva juga tidak tega karena Sean masih terlihat pucat.
"Sean?"
"Saya antar, Reva."
"Muka kamu masih pucat, kita ke rumah sakit dulu yuk? Ke rumah sakit supaya dapat obat bagus, kalau emang perlu nginap di sana."
Alih-alih menjawab, Sean justru merebahkan kepalanya di atas paha Reva. Kepalanya benar-benar sakit, tapi dia terlanjur janji dengan Ayu. Tangan Reva yang memijat kening, membuat Sean merasakan damai di dalam hatinya.
"Sean? Ke rumah sakit ya?"
"Saya gapapa, saya cuma butuh istrirahat."
"Nakal sih kamu!" sahut Reva dengan cepat. "Makan tuh empat ronde, tepar 'kan kamu? Makanya jangan maruk!"