Tatapan sengit terus Jihan lontarkan kepada pria di depannya. Baru saja dirinya sampai Jakarta, tetapi sudah mendapat kabar kurang mengenakan. Dugaannya sejak kemarin benar, pantas saja Sean langsung meminta pulang. Jihan juga sangat sakit hati, apa lagi saat Sean lebih mementingkan Reva daripada dirinya.
"Kenapa bisa begini sih? Bukannya semua udah gue jelasin? Kenapa stuck sampai akhirnya begini? Lo fikir dapatin dia mudah nantinya? Itu susah!"
"Anaknya ga mungkin selamat, Jihan, percaya sama gue."
"Mereka berdua, bukan salah satu!"
Emosi Jihan yang menggebu, membuat Tirta hanya diam menatapnya. Sejak kemarin dia sudah bekerja dengab baik, bahkan Tirta yakin anak di dalam kandungan Reva sudah berhenti berkembang. Mengenai Reva yang selamat, itu juga di luar dugaan. Padahal sedikit lagi, semua akan selesai sampai sempurna.
"Kalau Reva masih ada, Sean pasti akan cari tau semua ini, dia akan selidiki sama kayak makanan kemarin."