suara jari tangan beradu dengan keyboard menjadi penecah keheningan. Hari sudah malam, tetapi Reva masih bergelut dengan pekerjaan yang menumpuk. Andai semua ini tidak ada deadlinenya, sudah pasti Reva tinggali. Bisa saja sekarang nekat tinggali, tetapi besok akan terkena masalah dengan HRD.
Reva melirik Nisa, wanita itu sudah terkantuk-kantuk sejak tadi. Sebetulnya Reva sudah menyuruh pulang, namun wanita itu kekeh ingin menunggu. Dua gelas kopi nyatanya tidak mempan untuk Nisa. Reva yang tidak tega, pelan-pelan membangunkan.
"Nisa?"
"Nisa bangun, Nis." Reva menggoyak-goyakan tangan Nisa dengan pelan.
Beberapa kali Reva mencoba, namun hasilnya nihil. Nisa ini manusia atau kebo sih? Tidak ingin menyerah, Reva kembali membangunkan.
"Nisa? Nisa bangun, Nis!"
"Hah? Ada apa?" Nisa mengangkat wajahnya, dia menoleh ke kanan dan kiri.